Menu
KUR BRI Tanpa Agunan Ternyata Hanya Isapan Jempol Belaka
Salah satu kebijakan populer Jokowi-jk dimasa pemerintahan tahun 2016 lalu ialah membuat kebijakan kredit usaha rakyat atau disingkat KUR. Yang menjadi menarik dalam kebijakan tersebut ialah penurunan suku bunga pinjaman yang tadinya 12% menjadi single digit yakni 9% tentu hal tersebut disambut masyarakat dengan suka cita.
Selain suku bunga kredit menjadi single digit pemerintah juga membuat formulasi dimana pinjaman kurang dari 25 juta dapat diajukan tanpa harus menyerahkan agunan/jaminan. Tetapi tidak semua kebijakan pemerintah tersebut berlaku untuk peminjam, nyatanya masih banyak bank yang di unjuk pemerintah mengharuskan untuk menyertakan agunan untuk memperoleh Kredit Usaha rakyat (KUR)
Dikutip dari salah satu media online nasional meredeka.com : RACHMA merupakan salah satu contoh nasabah, ia menyayangkan terhadap aturan yang dikeluarkan bank mandiri harus menyerahkan agunan/jaminan. Rahchma sudah mendatangi sejumlah bank cabang mandiri seperti sidoarjo, tebet nyatanya ia masih saja dimintai agunan bila ingin mengajukan KUR. Bank mandiri melalui marketingnya mengatakan Kredit usaha rakyat (KUR( tersebut sudah dua tahun yang lalui.
Rachma sendiri berprofesi sebagadit karyawan swasta dan memiliki usaha warung kopi, yang mana ia membutuhakan modal untuk mengembangkan usahanya tersebut, akan tetapi niatan utuk memperoleh kur tanpa agunan tersebut harus pupus karena pihak bak mengharuskan adanya agunan.
Rachma sendiri memiliki niat melakukan pinjaman KTA meski bunga pinjaman tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan Kredit usaha rakyat, beriktu unngkapannya kepada merdeka.com
Berhubung pinjaman KUR saya ditolak saya mau mengajukan pinjaman KTA saja, karena syaratnya lebih mudah, sy cukup menyediakan slip gaji, surat keterangan bekerja, FC KTP, dan Pas foto. ya,, mau gmn lagi meski bunganya lebih tinggi KUR diminta agunan. Ungkapnya
Sebelumnya para pelaku usaha UKM telah mengeluhkan hal adanya agunan untuk mendapatkan kur tersebut. Sharmila Zaini adalah seorang pelaku usaha sekaligus Ketua Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi), mengeluhkan adanya praktik pelaksanaan dilapangan yang mengharuskan adanya agunan.
Ini merupakan kebongan besar yang ditujukan kepada publik, Saat KUR dikatakan tanpa agunan tetapi kenyataannya dilapangan sudah pasti dimintai jaminan/agunan ungkapnya disela-sela osialisasi Percepatan Penyaluran KUR Bersama Stakeholder di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta,
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) AAGN Puspayoga membatah atas pernyataan pelaku usaha tersebut, dia sudah berkeliling berbagai daerah namun belum menemukan bank yang menyalurkan pinjaman KUR dibawaha 25 mengharuskan adanya agunan.
Saya telah berkeliling diberbagai tempat penyaluran KUR dibawah 25 juta benar-benar dilakukan tanpa agunan bukan seperti dikatakan pelaku usaha tersebut. Saya sudah berkeliling ke bali, jawa barat, dan lainnya sebagainya, saya tanyakan apakah penyaluran KUR di bawah 25 juta diharuskan melampirkan agunan. Mereka semua menjawab tidak. Jd saya pikir ini merupakan kasuistik saja hanya satu-persatu dan jangan disimpulkan secara nasional.
Selain suku bunga kredit menjadi single digit pemerintah juga membuat formulasi dimana pinjaman kurang dari 25 juta dapat diajukan tanpa harus menyerahkan agunan/jaminan. Tetapi tidak semua kebijakan pemerintah tersebut berlaku untuk peminjam, nyatanya masih banyak bank yang di unjuk pemerintah mengharuskan untuk menyertakan agunan untuk memperoleh Kredit Usaha rakyat (KUR)
Dikutip dari salah satu media online nasional meredeka.com : RACHMA merupakan salah satu contoh nasabah, ia menyayangkan terhadap aturan yang dikeluarkan bank mandiri harus menyerahkan agunan/jaminan. Rahchma sudah mendatangi sejumlah bank cabang mandiri seperti sidoarjo, tebet nyatanya ia masih saja dimintai agunan bila ingin mengajukan KUR. Bank mandiri melalui marketingnya mengatakan Kredit usaha rakyat (KUR( tersebut sudah dua tahun yang lalui.
Rachma sendiri berprofesi sebagadit karyawan swasta dan memiliki usaha warung kopi, yang mana ia membutuhakan modal untuk mengembangkan usahanya tersebut, akan tetapi niatan utuk memperoleh kur tanpa agunan tersebut harus pupus karena pihak bak mengharuskan adanya agunan.
Rachma sendiri memiliki niat melakukan pinjaman KTA meski bunga pinjaman tersebut jauh lebih tinggi bila dibandingkan Kredit usaha rakyat, beriktu unngkapannya kepada merdeka.com
Berhubung pinjaman KUR saya ditolak saya mau mengajukan pinjaman KTA saja, karena syaratnya lebih mudah, sy cukup menyediakan slip gaji, surat keterangan bekerja, FC KTP, dan Pas foto. ya,, mau gmn lagi meski bunganya lebih tinggi KUR diminta agunan. Ungkapnya
Sebelumnya para pelaku usaha UKM telah mengeluhkan hal adanya agunan untuk mendapatkan kur tersebut. Sharmila Zaini adalah seorang pelaku usaha sekaligus Ketua Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi), mengeluhkan adanya praktik pelaksanaan dilapangan yang mengharuskan adanya agunan.
Ini merupakan kebongan besar yang ditujukan kepada publik, Saat KUR dikatakan tanpa agunan tetapi kenyataannya dilapangan sudah pasti dimintai jaminan/agunan ungkapnya disela-sela osialisasi Percepatan Penyaluran KUR Bersama Stakeholder di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM Jakarta,
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) AAGN Puspayoga membatah atas pernyataan pelaku usaha tersebut, dia sudah berkeliling berbagai daerah namun belum menemukan bank yang menyalurkan pinjaman KUR dibawaha 25 mengharuskan adanya agunan.
Saya telah berkeliling diberbagai tempat penyaluran KUR dibawah 25 juta benar-benar dilakukan tanpa agunan bukan seperti dikatakan pelaku usaha tersebut. Saya sudah berkeliling ke bali, jawa barat, dan lainnya sebagainya, saya tanyakan apakah penyaluran KUR di bawah 25 juta diharuskan melampirkan agunan. Mereka semua menjawab tidak. Jd saya pikir ini merupakan kasuistik saja hanya satu-persatu dan jangan disimpulkan secara nasional.